Disiplin Positif

Saya pernah melihat tiga orang anak sekolah masih lengkap dengan seragamnya naik motor boncengan bertiga tanpa helm. alasannya tidak ada polisi tidak ada yang mengawasi. Itulah salah satu fenomena dalam dunia pendidikan Kita. Di mana ternyata kedisiplinan masih harus ditegakkan kalau ada pengawasan. Hal ini menjadi problem kita semua dan menjadi pertanyaan besar apa sebetulnya disiplin.

Disiplin Sebagai Kesuksesan

Saya akan memulai dengan sebuah cerita dari tahun 60-an yaitu seorang psikolog bernama Walter mischel ketika membuat sebuah percobaan menarik. Profesor dari Stanford University ini meminta anak kecil untuk duduk diruangan kelas sendirian. Dan anak itu diberi sebuah permen marshmallow dan diminta untuk tidak memakannya dalam jangka waktu 15 menit.

Jika berhasil maka anak itu akan diberi dua marsmellow. Apakah mereka berhasil? Ternyata Dari 600 orang yang diuji cuma sepertiganya yang berhasil. Kebanyakan gagal di menit-menit pertama. Dan ada beberapa yang mampu bertahan sampai menit-menit terakhir tetapi akhirnya gagal juga.

Tiga puluh tahun kemudian pada tahun 90-an anak-anak yang sama diteliti lagi. Ditemukan ternyata ada korelasi menarik antara kemampuan menahan diri saat tes waktu dulu dengan kesuksesan mereka di masa dewasa.

Orang-orang yang berhasil menahan godaan marsmello ternyata memiliki kehidupan yang lebih baik, sementara yang gagal Mereka cenderung mudah tergoda oleh godaan-godaan kehidupan. godaan narkoba, seks bebas, kriminal. Mereka memiliki kehidupan yang relatif kacau dibanding dengan anak-anak yang mampu menahan diri.

Dari penelitian ini para ahli menyimpulkan sebuah kesimpulan yang sederhana. Ternyata kemampuan untuk menunda kesenangan atau delay gratification adalah sebuah kunci kesuksesan yang tidak tergantikan.

Dari dua cerita yang saya sampaikan di awal tadi tentang tiga orang anak yang naik motor tanpa helm dan tentang tes marshmallow kita sudah bisa mendapatkan gambaran bahwa sebetulnya salah satu kunci sukses adalah disiplin.

Perbedaan Disiplin Positif dan Disiplin Biasa

Dan disiplin seperti apa yang menjadikan sukses? Adalah disiplin ketika kita bisa disiplin walaupun tanpa ada pengawasan. Dan itulah yang menjadi inti pembahasan kita yaitu disiplin positif. Yaitu disiplin bukan karena takut hukuman atau tergiur oleh iming-iming Hadiah atau adanya pengawasan dari luar.

Oleh karena itu disiplin positif berbeda dengan disiplin biasa yang kita mungkin sudah kenal sejak dulu dalam sistem pendidikan dan pengasuhan selama ini.

Inilah bedanya disiplin biasa dengan disiplin positif. Disiplin biasa itu dikendalikan oleh faktor eksternal. Kita mau pakai helm kalau ada polisi. Tetapi disiplin positif adalah memakai helm karena kita sadar bahwa menggunakan helm adalah melindungi diri kita.

Kemudian yang kedua, disiplin biasa gitu dikendalikan oleh hukuman dan imbalan atau reward dan punishment, sementara disiplin Positif itu dikendalikan oleh kesadaran internal. Kesadaran tentang Adanya konsekuensi logis dari setiap tindakan.

Yang berikutnya disiplin biasa fokus pada perilaku. Di sekolah yang kita mendisiplinkan anak dengan fokus agar anak-anak rapi, anak-anak taat, anak-anak berperilaku bagus tetapi kita tidak tahu sebetulnya di luar perilakunya berubah. Karena yang kita ubah hanya perilaku ada-ada akar yang akan membuat perilaku itu berubah. Ketika akarnya diperbaiki maka secara otomatis perilakunya pun berubah mau di sekolah atau di luar perilaku tetap menjadi baik.

disiplin positif bukan fokus pada perilaku tetapi fokus pada akar pembentuk perilaku yaitu keyakinan atau karakter.

kemudian disiplin biasa, peraturan dibuat oleh yang berkuasa, yang punya otoritas. Sementara dalam disiplin positif peraturan dibuat bersama sehingga anak-anak memiliki ownership atau kepemilikan terhadap peraturan.

Ketika mereka melanggar peraturan mereka tidak sedang melanggar peraturan yang dibuat oleh orang lain tetapi sedang melanggar pada komitmen diri.

Disiplin biasa juga ketaatan jangka pendek. Ketika mereka keluar dari sekolah mereka kembali menjadi anak yang tidak disiplin.  sementara dalam disiplin positif, kesadaran jangka panjang yang ditumbuhkan di sekolah adalah menumbuhkan bibit-bibit kedisiplinan yang nanti akan tumbuh menjadi pohon yang besar dan yang kuat.

kemudian dalam disiplin biasa pun Perilaku tidak disiplin dianggap sebagai ancaman yang mengganggu sementara dalam disiplin positif perilaku yang dianggap tidak disiplin itu adalah kesempatan untuk mengajarkan karakter.

Dalam disiplin biasa guru adalah sebagai polisi atau Hakim yang menghukum dan menghukumi tetapi dalam disiplin positif pendidik adalah detektif yang terus berusaha memahami Akar masalah dan mencoba memperbaiki dan memberi solusi pada akar tersebut.

Nah itulah perbedaan disiplin biasa dengan disiplin positif yang akan kita bahas secara lebih rinci dalam podcast berikutnya yaitu tentang tujuh prinsip disiplin positif. Apa saja tujuh prinsip positif?