keren dan seru
Panen ilmu keluarga ilalang
Kalau biasanya, panen itu kan panen sayuran atau buah-buahan, lha ini panen ilmu. Nah, siapa sih yang nggak mau manen ilmu? Pasti semua mau, dong! Di sekolah ilalang ada sebuah kegiatan keren. Namanya panen ilmu.
para panitia panen ilmu (format lengkap)
Ringkasnya, panen ilmu itu adalah presentasi tentang riset yang sudah dilakukan oleh masing-masing keluarga. Hari itu setiap keluarga ilalang akan presentasi. Hmm, presentasi bagiku tak asing lagi. Sudah biasa melakukannya. Harusnya sih sudah semakin siap. Tapi ternyata tidak begitu. Ada saja keriwehan (kerepotan) menjelang presentasi.
Kelihatannya sepele dan mudah. Tapi ternyata nggak buatku. Meskipun ‘hanya’ presentasi, tapi effor-nya lumayan.
Sore itu aku selesai menjilid bahan presentasi. Malamnya aku periksa lagi. Dengan saksama aku perhatikan halaman demi halaman. Sampai di tengah-tengah, aku tercenung, ternyata ada halaman yang terbalik. Ada dua kemungkinan. Aku yang salah menyusun, atau sang tukang foto copy yang salah. Daripada mencari kambing hitam, siapa yang benar atau salah, mending lakukan perbaikan.
bahan presentasi keluargaku, tentang eco enzyme
Di rumah ada printer. Maka aku jilid bahan presentasi di rumah saja. Jika sebelumnya menggunakan kertas yang tipis, sekarang pakai kertas yang tebal. Aku pilih high quality untuk opsi hasil printer lebih tajam.
“Bun, stapler di mana?”
“Di kotak keranjang meja belajar.”
Aku segera mengambilnya. Ketemu. Sayangnya isi stapler sudah habis.
“Kalau isinya di mana?”
Istri ku datang dengan membawa apa yang kucari.
“Kalau lakban hitam masih ada nggak ya?”
Kali ini aku mencari sendiri. Setelah ditunjukkan letak lakban hitam yang kucari.
Sekarang giliranku merapikan lagian pinggir-pinggirnya. Apa yang dibutuhkan? Pisau cutter dan penggaris besi.
“Kalau pisau cutter di mana ya?”
“Kemarin-kemarin sih lihat di ember alat-alat,”
Baiklah. Padahal itu adalah area bapak-bapak. Tempat menyimpan alat-alat tukang seperti gergaji besi, amplas, kunci L dan lainnya.
Akhirnya ketemu. Sekarang butuh penggaris besi. Ternyata sudah ketemu oleh istriku di ruang mainan anak. Entah kenapa bisa di situ.
Perlengkapan sudah ada semua. Memudahkanku menjilid dan merapikan bahan presentasi. Sekarang bahan presentasi lebih keren dibanding sebelumnya.
Panitia akan memulai acara tepat jam 07.00. sekarang tinggal setengah jam lagi. Tapi kami belum bisa berangkat. Si bayi masih terlelap. Padahal persiapan mandi sudah tersedia; air hangat, bak mandi berisi air, sabun mandi, dan pakaian ganti.
Sudah aku bangunkan. Bahkan kupindahkan dari kasur ke lantai, dialasi bantal bayi. Tapi hanya beberapa detik terbuka matanya, lalu terpejam lagi. Baru bangun setelah diganggu. Padahal tekadku jam 6 sudah berangkat. Kadang fakta tak seindah realita. Harus adaptif dengan dinamika. Hehe…
Semua siap berangkat. Sekarang sudah pukul 07.00. Di grup sekolah ilalang terkirim foto bahwa acara sudah dimulai. Ada keluarga yang sudah presentasi. Panitia memulai sesuai jadwal. Tidak ada molor-molor.
Entah kenapa aplikasi taksi online kurang bersahabat. Berapa menit berlalu tapi aplikasi kuning belum nyantol. Sama saja saat aku pindah ke aplikasi hijau. Aku balik lagi ke aplikasi kuning. Setelah dilakukan penambahan biaya, hasilnya nyantol juga.
Sampai di lokasi, ruangan sudah ramai. Keluarga kami di urutan 11. Panitia beri waktu masing-masing keluarga 10 menit untuk presentasi, termasuk diskusi, maksimal 2 pertanyaan. Aku kasih acungan jempol untuk panitia panen ilmu yaitu Keluarga KABA dan keluarga TALI.
Tempat kegiatannya memang ramah anak, tapi tidak ramah celana. Hehe.. Tapi apa orang tua menyesal? Nggaklah. malah senang. walaupun nggak ramah celana itu tadi.
Aku melihat anak-anak ramai berbaris dan perosotan di sebuah tempat. Tadinya tanah miring. Lalu di plester. Tapi tidak dihaluskan. Karena memang peruntukannya bukan untuk perosotan. Tapi itu dibikin perosotan buat anak-anak. Permukaan kasar, dengan koefisien gesekan kinetik yang besar, bertemu dengan celana berbahan benang, tentu saja memberikan dampak yang signifikan. Awalnya hanya lecet, satu atau dua benang terurai, lama-lama menjadi berlobang. Tidak hanya satu orang anak tetapi lebih dari 5 orang anak.
Anakku membekal celana. Celana yang bolong tadi sudah diganti. Tapi tetap perosotan lagi. Sehingga celana yang kedua pun bolong lagi. Ada yang pulang duluan. Karena tidak membekal celana ganti. Dia malu kalau kelihatan bolong celananya.
Lokasi kegiatannya di sekolah. Ke atas dikit dari perosotan itu ada lapangan basket, dan juga lapangan upacara, bisa buat anak-anak kejar-kejaran. Kadang mereka berganti main petak umpet. Tempat untuk ngumpet sangat luas. Ada tembok, tempat duduk, pohon, ruang kelas, gajebo, dan lainnya. Kasihan yang jadi kucing harus mencari ke sana kemari bahkan sampai ada yang nggak ketemu. Memang, area di sana yang sangat luas.
Para orang tua berada di ruangan. Kalau belum presentasi, anak-anak duduk rapi di dalam ruangan, setelah itu tidak jamin lagi. Dengan konsep lesehan, ruangan muat untuk para orang tua. Panitia dengan ciamik menyusun tempat sehingga nyaman untuk berkegiatan. Bagi yang punya bayi, buat barisan di belakang, lengkap dengan alas yang nyaman. Para hadirin dapat menyantap camilan yang berada di sisi kanan dan belakang ruangan.
Kalau namanya disebut, perwakilan keluarga segera ke panggung. MC saat itu keluarga Kaba, dengan jelas memberikan instruksi bahwa tampilannya berdurasi 10 menit. Keluarga tak perlu mengecek kembali slide yang ditampilkan. Panitia dengan sigap membuka slide yang telah dibutuhkan para keluarga. Para keluarga saling bergantian menyampaikan hasil risetnya.
Risetnya tidak perlu rumit. Tidak pula menggunakan data-data yang jelimet. Intinya keluarga menampilkan kegiatan yang sudah dilakukan. Reset yang dilakukan sederhana saja.
Beberapa keluarga menggunakan seragam untuk menunjukkan kekompakan. Keluarga Bee termasuk. Oh iya, setiap keluarga memiliki nama, punya filosofi mendalam. Keluarga Kilau misalnya, mengambil nama kilau berharap dapat berkilau dan menerangi lingkungan sekitar dan keluarga lainnya. Keren kan!
Paten sekali kegiatannya. Identik dengan bagi rapor. Seperti sekolah lainnya yang juga bagi rapor. Sekolah ilalang malah ada panen ilmu, presentasi satu kegiatan yang jadi riset keluarga. Dari satu kegiatan ini bisa dapat banyak hal mulai dari kekompakan, keseriusan, dan keseruan keluarganya. Seru atau nggak nya sih aku pikir tergantung mengemasnya.
Setiap keluarga berbagi ilmu dari kegiatan yang dilakukannya. Dari keluarga Irfan saya jadi tahu tentang pengelolaan ayam kampung. Meskipun kita punya banyak makanan sebaiknya berikan ayam dengan porsi secukupnya. Untuk kotoran ayam yang bisa menimbulkan bau bisa dikurangi dengan penggunaan Eco Enzyme. Wah, cocok nih! Sepertinya bisa berkolaborasi dengan keluarga penerbang, keluargaku. Urusan memelihara ayam kampung serahkan pada keluarga Irfan! Ini dia formasi keluarga Irfan.
Kalau butuh bakakak ayam kampung, keluarga Kiyanus, bisa jadi referensi, juga penyedianya. Ya, keluarga Kiyanus kemarin mempresentasikan usaha rumahan bakakak ayam kampung. Buat pesannya gampang. Kita tinggal menghubungi keluarga Kiyanus lewat WhatsApp lalu tinggal menunggu kedatangan pesanan kita. Lihat tampilan dari presentasi mereka Jadi pengen makan bakakak. Yuk, yang mau, segera aja pesan. Inilah formasi pasukan Keluarga kiyanus. Cikidot!
Keluarga Bee Family mempresentasikan riset mereka tentang nama-nama jalan di kota kami. Banyak keluarga yang tidak tahu nama jalan yang sering mereka lewati. Misalnya Jalan Balong hingga PLN Rangkasbitung itu adalah Jalan Rawasari. Dari presentasi Bee family, yang kompak menggunakan seragam kaos warna putih, dan ikat baduy, banyak informasi baru yang kami dapat. Yang masih jadi pertanyaan berdasarkan apa jalan-jalan itu dikasih nama. Kebanyakan adalah nama pahlawan. Walaupun bukan pahlawan lokal. Nah ini yang jadi pertanyaannya. Formasi Bee Family adalah pak lili (kepala pasukan), dan Bu Rina, Kak Toriq, Kak Lubna (pasukan). Ini dia formasi bee Family,
Ada banyak lagi riset yang dilakukan keluarga-keluarga ilalang. Tapi maaf saya tidak menuliskannya. hehe.. kegiatan mereka bagus-bagus. Bisa nih di ATP atau amati, tiru, plek ketipek, hehe.. Saling silang risetnya bisa juga. Misalnya, aku bakal niru keluarga Galaksi yang membuat komik, pakai Canva, kalau keluarga Galaksi sih menceritakan pengalaman camping mereka lewat komik Canva tadi. Tampilannya pas. Enak dilihat, udah bisa bikin komik, cerita jadi lebih seru.
Pendidikan yang berhasil itu harus ada keterlibatan orang tua. kalau cuma anak saja, akan pincang. Kalau cuma orang tua saja, akan kurang maksimal. Di sekolah Ilalang, yang sekolah itu bukan cuman anaknya tetapi juga orang tuanya. Seperti halnya riset dan panen ilmu ini, yang melakukannya itu seluruh keluarganya bukan hanya anak. Banyak manfaatnya. Orang tua dan anak sejalan. Mereka saling berkolaborasi untuk melakukan riset. Riset ini bagus untuk menumbuhkan sikap kritis karena mengajak untuk berpikir.. jadi tidak hanya melakukan saja tetapi menganalisa sekaligus mendokumentasi kegiatan.. kalau ini dilakukan secara terus-menerus dan semakin meningkat akan membawa dampak positif yang lebih besar lagi. Setiap kegiatan bisa dibuat risetnya. Memang Abah Apri, pimpinan sekolah ilalang, berharap riset ini sering dilakukan. Bahkan tidak harus dijadwalkan dari sekolah.
Abah Apri, pimpinan sekolah Ilalang berharap, keluarga ilalang menjadi keluarga yang produktif dan kebiasaan meriset banyak hal.
“Sangat bisa, keluarga-keluarga bisa saling terhubung dan saling bantu. Misalnya kalau keluarga Kiyanus butuh ayam bisa kerjasama dengan keluarga Irfan. Kalau keluarga Irfan butuh eco Enzyme bisa kerja sama dengan keluarga penerbang.”
Sekolah Ilalang adalah Sekolah Alam di Rangkasbitung Kabupaten Lebak Banten. Sekolah ini ada setingkat SD, SMP, dan SMA. Sekolahnya non formal. Dua anak ku di sana. Ada beberapa kelas yang disesuaikan jenjang umurnya.
Sekarang ini sudah banyak siswanya. Ada 30 keluarga. Kadang satu keluarga lebih dari satu anak yang sekolah di sana. Jaraknya tidak jauh dari rumah. Kadang anak-anak pakai sepeda berangkatnya. Keluarga kami cocoklah pada sekolah yang fokus pada menumbuhkan enam fitrah ini. Keluarga ilalang banyak berkegiatan. Salah satunya panen ilmu ini. Meskipun terlihat sederhana, tapi persiapan dan pelaksanaannya tidak sesederhana yang dibayangkan.
Di akhir tulisan, selamat dan sukses, terutama untuk panitia yang keren dan kompak. Juga keluarga ilalang yang telah mempersiapkan segalanya. Kalau ada kekurangan, sama-sama kita perbaiki. Boleh saja meniru dari keluarga lain yang hebat dan keren juga presentasi risetnya. Selamat bertemu lagi di panen ilmu edisi berikutnya. Adios!
Wah program yang keren banget nih kak, harusnya daerah lain ada juga nih seruuu banget
Menarik banget ini konsep sekolahnya. Apalagi orangtua juga ikut terlibat. Jadi banyak banget manfaat yang bisa dirasakan.
Persiapan presentasi, meski terlihat sederhana, ternyata membutuhkan usaha dan ketelitian. Mulai dari penjilidan, pengecekan materi, hingga mencari perlengkapan, semua dilalui dengan detail demi hasil yang maksimal.
Kocak juga pas baca bagian perosotan. Mungkin harusnya dikasih pelitur biar licin ya. Kalau masih kasar gitu bisa-bisa terjengkang.
Keren banget sekolah Ilalang ini, kegiatannya meningkatkan rasa ingin tahu anak ya. Kompak satu keluarga bekerja sama sebagai tim
Bagus sekali sekolah Ilalang ini. Setiap keluarga mempersentasikan kegiatan. Jadi keluarga lain bisa saling sharing dan menambah pengetahuan juga. Misalnya seputar nama jalan-jalan Rangkas Bitung. Itu sangat penting diketahui orang, tapi terkadang luput dari perhatian banyak orang.
Masya allah keren programnya pasti akan menarik dan seru pam guru.
Ini kerjasamanya ortu dan sekolah pasti luarbiasa. Pak sekolah ilalang ini posisi dmanakah?
Keren sekali ada sekolah yang seperti ini, bisa mendidik anak-anak dan menambah wawasan bagi mereka.
Keren banget Sekolah Ilalang ini.
Program belajarnya dapat langsung diaplikasikan.
Anak-anak selain aktif motorik nya juga kognitif nya terisi dengan baik.
Saluuuut