Halo Ayah Bunda, terima kasih lho sudah mau berkunjung dan membaca tulisan ini. Coretan ini tentang keluarga, temanya.

Sebuah tema yang tidak akan habis karena tidak pernah selesai juga ceritanya. Ayah bunda, belum lama ini saya dapat ilmu baru.

Tentang keluarga, ternyata keluarga itu sebaiknya punya jati diri. Begini, keluarga itu lembaga yang penting dalam kehidupan. Keluarga yang hebat itu disiapkan dan diupayakan. Jati diri itu nanti jadi arah dan kebanggaan bagi individu di dalamnya.

Yuk, cek keluarga kita. Mungkin keluarga kita banyak negatifnya. Kalau iya, yuk berubah.

Yuk berubah Dari Keluarga Bertahan menjadi Keluarga Progresif.  Dari Keluarga Pesimis menjadi Keluarga Optimis. Dari Keluarga Problematis menjadi Keluarga Solutif. Dari Keluarga Pasif vs Keluarga Aktif. Siap?

Untuk menentukan jati diri keluarga kita bisa melakukan lewat Tracking Keluarga. Berikut ini langkah-langkahnya.

  1. Apa peran spesifik keluarga besar. Keluarga ini termasuk dari suami dan dari istri. Tulislah apa kira kira profesi yang digeluti. Ada kan pekerjaan yang dilakukan secara turun temurun, misalnya pedagang, ahli masakan, petani teladan, pendidik, pegiat kesehatan, pecinta sosial, dan lainnya. Silahkan ditelusuri.
  2. Apa bakat atau pekerjaan yang sangat disukai suami/istri selama ini baik hobi atau profesi maupun bidang profesi? Ingat bahwa hebat dalam sebuah profesi atau bidang belum tentu bakat atau misi personal.
  3. Apa yang selama ini selalu dikerjakan atau dialami oleh keluarga kita. Ini terjadi secara berulang dan berpola serta terlihat banyak manfaatnya?
  4. Apa aktifitas atau peran selama ini dalam sosial masyarakat yang membuat keluarga kita “eksis”?
  5. Apa yang membuat keluarga kita terlihat berbeda dari keluarga atau pasangan lainnya?
  6. Apa masalah di sekitar yang paling ingin diselesaikan oleh keluarga kita dan menggebu-gebu ingin melakukannya?
  7. Sebutan apa yang ingin kita dengar tentang rumah kita jika orang datang ke rumah kita meminta manfaat? Misanya rumah inspirasi, rumah sehat, rumah tanaman, rumah sains, rumah alQuran, rumah sosial, dan lainnya.
  8. Walau bakat atau misi personal dari suami, istri dan anak berbeda, namun dalam bidang apa keluarga kita ingin memberi kontribusi sebesar besarnya? Misalnya pendidikan, kesehatan, kewirausahaan, kepemimpinan, dan lainnya. Lebih bagus jika disebutkan dengan lebih spesifik misalnya bidang pendidikan usia dini anak terlantar, kewirausahaan, potensi lokal warga desa, dan lainnya.

 

Setidaknya dengan menggunakan delapan hal di atas, kita bisa merumuskan jati diri keluarga yang sangat penting dimiliki ini. Sudah siap untuk merumuskannya? Yuk, kalau bisa kita lengkapi keluarga dengan berikut ini.

Merumuskan Jati Diri Keluarga

 

  • Nama Keluarga (Logo)
  • Misi
  • Visi
  • Value Keluarga
  • Proyek Keluarga
  • Program Ayah, Ibu, Anak
  • Golden Rules Keluarga
  • Canvas Bussines Design

 

Untuk melengkapi beberapa hal di atas memang harus butuh waktu yang cukup. Maka, sediakan waktu yang banyak untuk membuatnya bersama pasangan dan anak-anak. Bila perlu mengagendakan satu hari khusus di tempat khusus pula.

Rancang, tuliskan, dan dokumentasikan jati diri keluarga yang bakal bermanfaat sampai waktu yang lama. Kalau sudah dibuat, akan lebih tenang dan mudah menjalani keluarga ke depannya. Beruntung saya jadi keluarga ilalang school yang banyak dipandu membuat jati diri keluarga ini.

Keluarga ilalang school ini nanti diminta membuatkan jati diri keluarga yang bakal ditampilkan. Tugasnya adalah:

– Tuliskan Jati Diri Keluarga di kertas Plano atau di cetak (sesuai selera masing masing)
– Buatlah dua display, satu di tempel di dinding rumah, yang satu lainnya di kumpulkan di Ilalang.

Kemarin juga membicarakan tentang visi keluarga.

Setiap keluarga perlu memiliki visi dan misi. Pilihlah atau buatlah visi agar keluarga jadi lebih hebat. Tidak ada keluarga yang biasa-biasa saja. Semua punya kekuatan dan kehebatan. Wah mungkin terpikir keluarga kita masih biasa-biasa saja dan belum sempurna. Ngapain sudah membicarakan visi dan misi? Nah itulah pentingnya sebuah visi misi. Bukan menunggu beres atau sempurna dulu baru punya visi. Tetapi kita akan semakin baik ketika memiliki visi.

Mudah-mudahan lain waktu jika ada hal yang baru lagi akan saya bagikan. Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai selesai.

 

Oh iya, ini dia keluarga ilalang yang kemarin belajar merancang jati diri keluarga yang dipandu Abah Apri, kepala suku ilalang school.