Ada orang tua yang merasa perlu membebaskan anak dari sulitnya hidup. “Anak mah jangan dibebani dengan sebuah pekerjaan. Biarlah mereka fokus belajar atau bermain saja.”

Sekilas ada benarnya. Tapi sesungguhnya melepaskan dari kesulitan, anak jadi tidak belajar tentang hidup. Sebab dalam kehidupan itu ada banyak kesulitan yang akan ditemui. Ketika remaja atau dewasa akan ada kesulitan hidup misalnya mengerjakan tugas sekolah, masalah dengan teman sebaya, atau kenakalan remaja lainnya.

Saat dewasa masalahnya beda. Mulai dari rumitnya memilih kuliah, sulitnya mencari pekerjaan, dan konflik kerja dan lainnya.

Kita yang sudah dewasa sudah mengalaminya kan? Dan menghadapinya tidak mudah, betul?

Nah, kalau tidak disiapkan, anak bisa gagap dan kalah melawan kesulitan dalam hidupnya. Justru sejak kecil perlu dilatih untuk menyelesaikan masalahnya. Justru sejak kecil dia perlu diajarkan merasakan kesulitan hidup. Tentu dengan kadar masalah yang sesuai dengan usianya. Berikan dia masalah yang ringan-ringan dulu. Berikan yang mampu dia kerjakan.

Bagaimana strategi memberikan tanggung jawabnya?

Usia di bawah 7 tahun:

Merapikan kamar tidur, membuang sampah dari kamarnya, merapikan barang-barang pribadinya,

Usia di bawah 10 tahun:

Membuang sampah dalam jumlah lebih besar, menyapu lantai, mengepel lantai seadanya, memberi makan hewan peliharaan.

Semakin lama bisa semakin banyak tanggung jawabnya. Ditambah dengan berangsur-angsur saja. Diberi lagi sedikit demi sedikit. Misalnya merapikan alas kaki, mencuci pakaian sendiri (walau seadanya), dan lainnya.

Biarkan mereka belajar diberi tanggung jawab. Kelak mereka punya tanggung jawab yang lebih besar lagi. Kalau sudah terbiasa sejak kecil, maka dewasanya tidak kaget lagi.